Bayi perempuan itu merupakan anak keempat pasutri yang berdomisili di Jalan Luku I Gang Kali, Medan itu. Sebelum operasi, tim dokter sempat melakukan USG. Dokter sempat terkejut karena hasilnya aneh. Bayi itu memiliki dua kepala. Satu kepala normal dan satu lagi masih belum terbentuk. Letaknya pun berjauhan, kepala yang belum jadi berada di dekat anus.
Bila dilihat, posisi bayi seperti orang terlentang yang saling bertindih. Diantara kepala yang normal dan belum jadi, terdapat dua pasang tangan dan dua pasang kaki. Namun semuanya dempet. Bibir bayi juga sumbing. Sayangnya, pasutri itu belum bisa dimintai keterangan karena masih dirawat di ruang pasca bedah. Namun seorang perawat mengaku sempat bercerita dengan Soni yang mengaku pasrah dengan kondisi bayi. “Yang penting sekarang istriku selamat,” ujar perawat yang enggan namanya ditulis, mengulang ucapan Soni.
“Bayi berkaki empat dan tangan empat itu, telah meninggal tak lama setelah dilakukan operasi,” ujar Kabag Hukum dan Humas RS Adam Malik, Drg Atmawijaya. “Salah satu kepala bayi, lengket di pantat bayi satunya sehingga kepala bayi itu tidak sempurna. Kalau usia kandungan si ibu normal, yakni antara 38 sampai 40 minggu,” terang Atma lagi.
Kesalahan Proses Pembentukan
Menurut dr. Cristofel Tobing SPOGK, kelahiran bayi dengan kondisi tak normal sebenarnya dari interpretasi genetic atau proses pembentukan janin di dalam kandungan.
Secara teori, pembuahan terjadi setelah bergabungnya sperma dan sel telur. Kromosom yang berjumlah 46, 23 dari laki-laki dan 23 dari perempuan akan sempurna jika tidak ada satupun yang menyimpang atau tidak bagus. Namun bisa pula kemungkinan kelainan tersebut karena faktor keturunan.
Ada proses di dalam rahim sebelum janin terbentuk. Biasanya organ genetis sudah lengkap diusia 12 minggu kehamilan. Jika terjadi kelahiran tidak normal seperti bayi pasangan Farida dan Soni, berarti ada sesuatu yang terjadi di 12 minggu pertama kehamilan.
“Misalnya si ibu memakan obat-obatan yang dapat menggangu tumbuh kembang si janin,”ucap dokter yang bertugas di RSU. dr. Pirngadi Medan itu. Ia mengumpamakan kehamilan yang tidak diinginkan. Si ibu akan mengupayakan agar si bayi tidak lahir sehingga mengkonsumsi obat-obatan yang secara farmatologis tidak boleh dimakan.
Misalnya dengan meminum jamu atau obat-obatan untuk menggugurkan kandungan. Bisa pula jamu terlambat datang bulan dikonsumsi disaat sedang hamil. “Yang pasti, orang hamil muda jangan sembarangan minum obat,”ujarnya. Kehamilan normal juga harus didukung dengan asupan gizi yang baik. Ia mengatakan, sebaiknya wanita hamil dengan kondisi optimal. Bebas penyakit, berat badan ideal dan cukup gizi.
Untuk itu sebelum hamil, seorang wanita harus memeriksakan kondisi kesehatannya, apakah dia memiliki penyakit atau tidak. Kontrol ke dokter atau bidan selama hamil untuk memeriksakan kehamilan dan asupan gizinya sangat penting. Sebenarnya dengan USG, usia kehamilan 18 minggu orang tua sudah tau kondisi bayi yang dikandungnya apakah normal atau tidak. “Dengan USG, 18 minggu sudah diketahui lengkap tidaknya organ tubuh bayi,”tuturnya.
Ditanya apakah dalam dunia kedokteran bayi yang tidak normal boleh diaborsi, Cristofel menjawab diplomatis. “Belum ada peraturan seperti itu di Indonesia. Biar bagaimanapun yang namanya bayi jika sudah terbentuk dan memiliki tanda-tanda kehidupan tetap harus dilahirkan,”tutupnya.
Sebelumnya, pada Senin (13/4) bayi berkaki empat juga dirawat di RS Adam Malik. Bayi kembar siam buah cinta perkawinan Asnul Marpaung dan Asnizar Tanjung tersebut, diberi nama Rizki Sabillah dan Riska Sabillah tersebut, sempat mendapatkan perawatan medis di Puskesmas Kampungmesjid, Kecamatan Kualuhhilir, Labuhanbatu.
Menurut diagnosa dokter, bayi tersebut lahir kembar siam namun tidak sempurna. Tubuh bayi memiliki satu badan, empat kaki, empat tangan. Organ dalam tubuh bayi dalam keadaan sempurna. Ketika lahir berat bayi tersebut 3,9 kg dalam keadaan sehat dan stabil. Karena peralatan di Puskesmas Kampungmesjid tidak memadai, akhirnya bayi kembar siam tersebut, di rujuk Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik Medan. (posmetro-medan.com)
0 comments:
Post a Comment